Demi keluarga seorang Dewi rela mengorbankan apa saja

Saturday 25 July 2015

Ada dusun Sedoro desa Kaibon Madiun

Walau aku bukan terlahir di sini, tetapi darah yang mengalir ditubuhku adalah darah orang dusun Sedoro desa Kaibon madiun. Sekilas desa ini terpencil dan tersisih oleh ramainya zaman. Lokasi dusun yang berada jauh dari kota, berada di tengah-tengah persawahan yang luas, dengan penghuni hanya beberapa KK saja.


Dari kota Madiun arah selatan kemudian masuk desa Kaibon. Kemudian masuk jauh di jalan persawahan. Kemuadian ada pohon besar rindang yang dikenal nama "tasen" pohon sebesar pos kamling yang sangat rindang kemudian ke arah kanan. Maka kita akan menemukan dusun Sedoro.


Dahulu dusun ini sangat memprihatinkan, bangunan rumah sebagian besar dari papan kayu. Penghasilan utama mereka hanya sebagai petani. Banyak yang tidak sekolah karena jauhnya jarak yang harus ditempuh. Kebanyakan masyarakat sini lebih berminat ke Pondok pesantren. Banyak ulama kyai berasal dan terlahir dari dusun ini, dan mereka memilih berpindah.

Zaman makin berkembang, banyak yang mengadu nasip menjadi TKW dan memperbarui kehidupan di kampung. Dusunpun sekarang lebih maju. Masyarakat yang terbuka pemikirannya dan mempunyai kelebihan memilih meninggalkan dusun dan menjalani kehidupan berbeda dari sebelumnya.

Jauhnya kota, lingkungan persawahan atau hal apakah yang membuat dusun ini semakin tersisih. Belum ada hal yang menonjol dari dusun ini agar orang tau keberadaannya. Pondok pesantren dan masjid megah berdiri megah oleh keturunan dusun ini, tetapi masyarakat dusun ini pun masih saja tetap tak bergeming oleh zaman.

Semoga dusun ku ini bisa lebih maju dan bisa terselamatkan generasinya. Persawahan sebagai lumbung rejeki semoga bukan menjadi halangan dusun Sedoro untuk maju. Orang-orang hebat banyak terlahir dari sini, semoga mereka tidak melupakan asal mereka.

0 komentar:

Post a Comment

© Suara Hati Sang Dewi, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena